Selasa, 02 Oktober 2018

Everyday God (Refleksi singkat menyadari kehadiran Tuhan)

Tanggal 19-26 September yang lalu, aku mengikuti rertret meditasi kristiani di rumah retret Girisonta, Ungaran-Jawa Tengah. Hasil refleksiku adalah sebagai berikut:


" Jika Rene Descartes mengatakan 'Aku berpikir maka aku ada', aku pun juga berkata 'Aku berdoa karena Tuhan ada'. Aku mengimani Tuhan itu ada, setidaknya aku masih bisa hidup hingga saat ini. Bukankah hidup merupakan anugerah Tuhan yang paling besar? maka, (1)kesadaran bahwa Tuhan ada adalah titik tolak aku berdoa dan bersyukur kepadaNya. Tuhan yang macam? setidaknya buatku Tuhan yang aku kenal adalah Tuhan yang mengasihi aku dengan segala kelemahan, kekurangan, kecacatanku, kelalaianku, dan kelebihanku yang mau menerima aku apa adanya. Dengan kata lain, aku ingin meminjam istilah dari Rm. Sanweh SJ dan seorang yang dulu pernah aku cintai dengan inisial M bahwa Aku adalah pendosa yang dicintai Tuhan. Seberapapun besar kesalahanku, Tuhan masih mau menerima dan mencintaiku apa adanya. (2) Kesadaran bahwa Tuhan itu ada dan Dia mencintai aku, membuatku dipanggil olehNya untuk selalu tinggal di dalamNya. 'Tinggallah di dalam Aku, dan aku di dalam kamu' (Yoh 15:4). Tuhan sudah ada di hatiku dan dalam hati setiap manusia. Permasalahannya adalah apakah aku dan banyak orang mau tinggal di dalam Tuhan. Tinggal di dalam Tuhan bukan hanya saat senang atau semua merasa baik2x saja, tetapi saat memanggul salib dan menderita kesusahan. Jangankan ketika mengalami kesusahan, ketika semua terjadi baik-baik saja  dan semua menyenangkan; aku sering mencoba lari dan meninggalkan Tuhan. Atau di sisi lain, aku hanya mau tinggal di dalam Tuhan ketika aku hanya memiliki permohonan dari hawa nafsuku. Oleh karena itu, olah rohani retret meditasi Kristiani ini mengajakku untuk tinggal di dalam Tuhan dengan apa adanya, tanpa permohonan, dengan sederhana, dengan hening, dan dengan tekun. Tuhan sudah mengetahui kebutuhanku dan aku hanya perlu tinggal di dalam dia saja.
(3) olah rohani yang semacam ini merupakan sebuah doa dari seorang pribadi yang sederhana yang tidak egois. Ya.... doa yang tidak egois. doa yang tidak egois selalu membawa buah dan perubahan. buah dan perubahan itu adalah aku dapat saling mengasihi Tuhan, diriku, dan sesama; seperti Tuhan mengasihi aku dan banyak orang tanpa mementingkan diri sendiri"


Demikianlah refleksi singkatku. Sebagai oleh-oleh dari retret meditasi Kristiani aku cantumkan lirik dan channel lagu yang membuatku teduh dan merasakan kehadiran Tuhan hingga saat ini. Berkah Dalem.

Everyday God 

by Bernadette Farrell

Earth's creator, Everyday God,
Loving Maker, O Jesus,
You who shaped us, O Spirit,
Recreate us, Come, be with us.

In your presence, Everyday God,
We are gathered, O Jesus,
You have called us, O Spirit,
To restore us, Come, be with us.

Life of all lives, Everyday God,
Love of all loves, O Jesus,
Hope of all hopes, O Spirit,
Light of all lights, Come, be with us.

In our resting, Everyday God,
In our rising, O Jesus,
In our hoping, O Spirit,
In our waiting, Come, be with us.

In our dreaming, Everyday God,
In our daring, O Jesus,
In our searching, O Spirit,
In our sharing, Come, be with us.

God of laughter, Everyday God,
God of sorrow, O Jesus,
Home and shelter, O Spirit,
Strong and patient, Come, be with us.

Way of freedom, Everyday God,
Star of morning, O Jesus,
Timeless healer, O Spirit,
Flame eternal, Come, be with us.

Word of gladness, Everyday God,
Word of mercy, O Jesus,
Word of friendship, O Spirit,
Word of challenge, Come, be with us.

Gentle father, Everyday God,
Faithful brother, O Jesus,
Tender sister, O Spirit.
Loving mother, Come, be with us.

Our beginning, Everyday God,
Our unfolding, O Jesus,
Our enduring, O Spirit,
Journey's ending, Come, be with us.

Alleluia, Everyday God,
Now and always, O Jesus,
Alleluia, O Spirit,
Through all ages, Come, be with us.

https://youtu.be/VjBMXJniHNs

Jumat, 16 Maret 2018

PENGALAMAN MENGUATKAN ATAU MELEMAHKAN

Tuhan.... aku mau berantanya kepadaMu?

Apakah pengalaman mencintai seseorang merupakan sebuah pengalaman yang baik atau pengalaman yang buruk?

aku bertanya seperti ini karena aku melihat dalam perjalanan hidupku bahwa aku telah banyak mencintai lawan jenis. Dari pengalaman itu, aku merasakan bahwa aku tidak jarang menyakiti mereka ataupun mereka juga menyakitiku dengan berlaku tidak setia. akupun juga menyadari salah satu bentuk aku menyakiti mereka yaitu dengan tidak setia kepada mereka.
dulu aku berpikir ketika aku bisa mencintai seseorang aku bisa bahagia, tapi dalam perjalanan hidupku pengalaman mencintai menjadi sebuah pengalaman beban untuk hidupku. mencintai pada 1 lawan jenis sungguh sangat susah, karena aku mudah tertarik pada lawan jenis yang lain. seakan-akan aku ingin merangkul semua lawan jenis yang cantik dalam pelukanku.
apakah aku sedang mengalami sakit jiwa, Tuhan?? harus sampai berapa lama aku mengalami ini? tidakkah Engkau cemburu dengan tindakanku yang jahat ini, Tuhan? ampuni aku yang tidak sopan dan tidak dapat setia padaMu

Satu pintaku padaMU: buatlah aku setia padaMU.
Jika Engkau marah padaku, aku siap menanggungnya. akan tetapi, janganlah Engkau meninggalkan aku.